Imam Al-Ghazali nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad Ibnu Muhammad Al-Ghazali, beliau dijuluki sang Hujjatul Islam (argumentator islam) karena jasanya yang besar di dalam menjaga islam dari pengaruh ajaran bidah dan aliran rasionalisme filosof Yunani.Nama Al -Ghazali ini berasal dari kata ghazzal, yang berarti tukang menenun benang, karena pekerjaan ayahnya adalah menenun benang woll.Selain itu nama Ghazali juga diambil dari kata ghazalah, yaitu nama kampung kelahiran Imam Al-Ghazali dan inilah yang banyak dipakai.
Sehingga namanya pun dinisbatkan oleh orang-orang kepada pekerjaan ayahnya atau kepada tempat kelahirannya. Itulah sebabnya ketika masih kecil, ayah beliau sebelum wafat menitipkan (Imam al-Ghazali) dan saudaranya (Ahmad), pada teman ayahnya untuk mendapatkan bimbingan dan pendidikan. Justru beliau semangat dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Yang kemudian menghantarkan beliau menjadi seorang Ulama besar dan seorang Sufi. Kepada ayahnya beliau belajar Al-Quran dan dasar-dasar ilmu keagamaan. Menjelang wafat sang ayah mewasiatkan pemeliharaan kedua anaknya (Imam Al-Ghazali dan Ahmad) kepada temannya, seorang ahli tasawuf. Ayahnya berpesan, Sungguh saya menyesal tidak belajar khat (tulis menulis Arab) dan saya ingin memperbaiki apa yang telah saya alami pada kedua anak saya ini. Maka saya mohon engkau mengajarinya, dan harta yang saya tinggalkan boleh dihabiskan untuk keduanya. Kemudian dia meminta maaf tidak dapat melanjutkan wasiat orang tuanya dengan harta benda yang dimilikinya. Ia berkata, Ketahuilah oleh kalian berdua, saya telah membelanjakan untuk kalian dari harta kalian. Saya menganjurkan kalian berdua untuk masuk ke madrasah seolah-olah sebagai penuntut ilmu. Sehingga memperoleh makanan yang dapat membantu kalian berdua. Di madrasah beliau mempelajari pokok Islam (Al-quran dan Hadist). Beliau dalam belajar sangat bersungguh-sungguh sampai mahir dalam ilmu madzhab, khilaf (perbedaan pendapat), perdebatan, mantik, membaca hikmah, dan falsafah, pada akhirnya Imam Kharamain menyebutnya sebagai lautan yang luas. Beliau mengarang tentang madzhab kitab al-basith, al- wasith, al-wajiz, dan al- khulashoh. Dalam ushul fiqih Imam Al-Ghazali mengarang kitab Al-Mustasfa, kitab Al- Mankhul, Bidayatul Hidayah, Al-Malud Filkhilafiyah, Syifaal alil fi bayani masa ilit dan kitab-kitab lain dalam berbagai literatur. Dari kedua Perguruan Tinggi ini tercetak lulusan yang berintelektual tinggi. Semasa Abu Maali, Imam al-Kharamain menjabat Guru Besar Universtias Naishabur (400- 478 H), ratusan ribu Mahasiswa giat menghadiri kuliah-kuliahnya. Di antara ratusan ribu Mahasiswa tersebut muncul tiga Mahasiswa yang betul-betul cemerlang dan memiliki kemampuan yang luar biasa. Bahkan Imam Al-Haramain pernah menjuluki ketiganya dengan sebutan. Ialah yang menjadi bintang dan buah hati sivitas akademika Universitas Naishabur.
0 Comments
Leave a Reply. |
Details
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |